Pengunjung Website
Hari Ini: 4,467
Minggu Ini: 107,753
Bulan Ini: 107,753
|
Jumlah Pengunjung: 14,966,280

LANUD SULTAN ISKANDAR MUDA

Kolonel Pnb Yoyon Kuscahyono, S.Sos.

Komandan Lanud Sultan Iskandar Muda

Kolonel Pnb Yoyon Kuscahyono, S.Sos. (Lahir di Magetan, 31-10-1975) Diterima sebagai Calon Prajurit Taruna dan dilantik oleh Presiden RI sebagai Letda tahun 1997. Selanjutnya mengikuti pendidikan Sekbang dan diwisuda (Wing Day) sebagai Penerbang pada tahun 1999. Sekkau tahun 2007. Seskoal tahun 2012. selanjutnya mengikuti pendidikan Sesko TNI tahun 2021. Kemudian dilantik menjadi Komandan Lanud Sultan Iskandar Muda, pada tanggal 15-08-2022 sampai sekarang.

Lanud Sultan Iskandar Muda sebagai pangkalan operasi jajaran Koopsau I mempunyai tugas pokok mendukung operasi penerbangan, pelaksanaan pembinaan dan operasional seluruh satuan dalam jajarannya serta melaksanakan pembinaan potensi kedirgantaraan.

 

Dalam pelaksanaannya, Lanud Sultan Iskandar Muda membawahi dua Detasemen TNI Angkatan Udara yang berada di Lhokseumawe bertugas mendukung operasional Bandara Malikussaleh dan di Nagan Raya yang bertugas mendukung operasional Bandara Cut Nyak Dhien.

Pangkalan TNI Angkatan Udara di Aceh berawal dari Pangkalan Udara (Detasemen) Lhoknga yang merupakan peninggalan Belanda. Keberadaannya saat itu sangat strategis untuk mendukung perjuangan rakyat Indonesia dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

 

Pada Tahun 1945, setelah Jepang menyerah kepada Sekutu dan dengan dikumandangkannya Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia oleh Bung Karno dan Bung Hatta tanggal 17 Agustus 1945, maka rakyat Aceh segera membentuk laskar untuk merebut semua persenjataan Jepang yang belum sempat diserahkan kepada Sekutu, karena waktu itu Sekutu belum sekalipun menginjakkan kaki di Bumi Serambi Mekah. Sehingga tangga 12 November 1946 didirikanlah Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) di Kutaraja sebagai Ibukota Aceh saat itu.

 

Pertama kalinya berdiri, AURI Kutaraja hanya terdiri dari 4 anggota staf yang kemudian ditambah dengan personel yang didatangkan dari Yogyakarta, Jambi dan Bukit Tinggi. Tugas pokok saat itu adalah menginventarisasi peninggalan Jepang yang berkaitan dengan Detasemen Lhoknga dan Blang Bintang baik pesawat terbang, perangkat elektronika, fasilitas perumahan, gedung dan hanggar.

 

Kemudian, terbentuknya Detasemen Blang Bintang merupakan perwakilan TNI Angkatan Udara di Banda Aceh sebagai bentuk dipindahkannya Detesemen Lhoknga ke Sabang yang kemudian menjadi Pangkalan TNI AU Maimun Saleh, maka pada tanggal 25 Mei 1996 Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Sutria Tubagus didampingi Gubernur Daerah Istimewa Aceh Prof. Dr. Syamsuddin Mahmud meresmikan berdirinya Pangkalan TNI AU Sultan Iskandar Muda.

 

Nama Lanud Sultan Iskandar Muda diambil dari nama seorang Raja yang memerintah Kerajaan Aceh tahun 1607-1636. Merupakan Sultan Ke-11 yang mampu menempatkan Kerajaan Aceh diperingkat kelima dari Kerajaan Islam terbesar di dunia, yang pada masa pemerintahannya berhasil menghancurkan pasukan Portugis dan Belanda. Oleh Pemerintahan Republik Indonesia yang berdasarkan Keputusan Presiden Nomor : 077/TK/1993 tanggal 14 September 1993 diangkat menjadi Pahlawan Nasional.